Minggu, 02 Desember 2018

Analisis kuantitatif

BAB IV
DATA DAN ANALISIS

Deskripsi Lokasi Penelitian 
Profil Desa Jirak Kecamatan Sajad
Jirak adalah nama pohon yang banyak terdapat dikawasan sungai Sajad tepat dilokasi Desa Jirak sekarang, tahun dibentuknya Desa Jirak tidak diketahui secara pasti. Menurut perhitungan warga, Desa Jirak telah terbentuk sejak tahun 1800-an. Hal ini didukung dengan adanya warga Desa Jirak yang berumur 80 tahun lebih dan orang tersebut merupakan generasi ke empat dari penduduk awal Desa Jirak. 
Desa Jirak terletak dikawasan benua Sajad, kawasan yang sekarang menjadi Kecamatana Sajad Kabupaten Sambas. Wilayah Desa Jirak meliputi area seluas 900 Ha yang terbagi menjadi dua dusun, yaitu Dusun Limus dan Dusun Gelam; tujuh Rukun Warga (RW) dan enam belas Rukun Tetangga (RT) dengan pusat pemerintahan di Dusun Limus. Di Desa Jirak terdapat Sungai Sambas Kecil yang membelah Desa menjadi dua bagian. 
Desa Jirak secara geografis, sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Tengguli Kecamatan Sajad, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sebayan dan Desa Sumber Harapan Kecamatan Sambas, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Rambaian Kecamtan Sejangkung. Secara historis kepemimpinan Desa Jirak dipegang oleh seorang Kepala Kampung dan kemudian gelar pemimpin berubah menjadi Kepala Desa mulai tahun 1977 hingga sekarang, sebagaimana table dibawh ini.
Tabel 4.1
Sejarah Pemerintahan Desa Jirak
Nama-Nama Kepala Kampung/Kepala Desa Jirak
Setelah Berdirinya Desa Jirak
No
Periode
Nama Kepala Desa
Keterangan

1
1920 an s/d 1942
M. ALI
Kepala Kampung

2
1942 s/d 1944
JAHYE BIN KASAN
Pjs. Kepala Kampung

3
1944 s/d 1954
M. ALI
Kepala Kampung

4
1954 s/d 1956
ALI AHMAD
Pjs. Kepala Kampung

5
1956 s/d 1976
M. ALI, H. MATNUH
Kepala  Kampung

6
1977 s/d 1985
M. ALI ZAINI
Kepala Desa
 KepalaDesa

  SEMENTARA

7
1985 s/d 1987
M. ALI ZAINI
Pjs. Kepala Desa

8
1988 s/d 1996
ISHAK MUHAMMAD
Kepala Desa

9
1997 s/d 1998
ISHAK MUHAMMAD
Pjs. Kepala Desa

10
1998 s/d 2006
ISWAN DAUD


Kepala Desa

11
2006 s/d 2012
ISWAN DAUD


Kepala Desa

12
2012 s/d 2018
JUSMANI KODIR
 Kepala Desa

(Sumber data: Kantor Desa Jirak)
Desa Jirak sekarang berada dibawah kepemimpinan Bapak Jusmani Kodir, dalam menjalankan roda pemerintahan tentunya beliau memiliki tujuan untuk masa depan Desa yang tertuang dalam Visi dan Misi yaitu:
Visi 
“ Bersama masyarakat menuju Desa Jirak kearah yang lebih baik dan maju”. Makna yang terkandung didalam visi ini yaitu:
Bersama Masyarakat: Terkandung didalamnya peran pemerintahan Desa bersama seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan Desa Jirak  yang mandiri dengan memberdayakan potensi lokal sebagai potensi unggulan baik dalam SDM maupun SDA.
Desa Jirak: adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah Desa.
Lebih Baik: adalah suatu usaha dalam menggali segala keunggulan Desa agar dapat di dayagunakan secara optimal dan menggali segala kekurangan untuk diperbaiki dan dirubah menjadi sebuah keunggulan dalam usaha perbaikan Desa pada seluruh aspek kehidupan.
Maju: Adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif dan partisipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan mampu bersaing dalam segala aspek kehidupan.


Misi 
Mewujudkan visi menjadi sebuah kenyataan bukanlah hal yang mudah, tentunya akan ada rintangan yang menghambat. Untuk itu perlunya penjabaran dalam bentuk misi, agar visi Desa dapat terrealisasi dengan baik. Adapun misi Desa yaitu; Bersama Masyarakat kita tingkatkan rasa kebersamaan dengan mengedepankan:
Musyawarah dan Mufakat
Gotong-royong
Tertib Administrasi dan membuat PERDES
Keadaan Sosial
Jumlah penduduk Desa Jirak pada awal mei 2014 berjumlah 2.908 jiwa; terdiri dari 1.471 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.437 jiwa perempuan yang terhimpun dalam 760 KK dan mendiami 531 rumah. Penduduk Desa Jirak yang dipimpin mayoritas beretnis melayu sekitar (94%), (6%) merupakan suku Jawa, suku dayak dan suku campuran.  Adapun penganut agama penduduk Desa Jirak 100% penganut agama Islam. Sebagian besar penduduk Desa Jirak masih Tamat SD (34%),  Tamat  SMP (30%), Tamat SMA, (10%) Perguruan Tinggi (1% ),  tidak tamat SD/ tidak sekolah/ belum sekolah (25%). Kebudayaan masyarakat banyak dipengaruhi budaya Islam karena masih kentalnya adat-istiadat yang dianut masyarakat di Desa Jirak.       
Penduduk sebagian besar berprofesi sebagai petani selebihnya TKI, pekerja tidak tetap dan buruh tani,  ada yang memelihara hewan ternak dalam jumlah yang cukup, biasanya hanya digunakan untuk investasi jangka pendek. Selama ini Desa Jirak menyandang gelar sebagai  kategori desa merah atau miskin, padahal sumber daya yang ada cukup memadai, hanya saja penanganannya belum maksimal karena sarana dan prasarana infrasrtuktur yang sangat tidak memadai.
Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Jirak
Tabel 4.2
Keadaan Sarana dan Prasarana Desa Jirak Kecamatan Sajad

No
Jenis Sarana Prasarana
Jumlah
Kondisi




Baik
RR
RB

1
Kantor Desa
1
-
-

2
Gedung SDN 3 (Pusat)
1
-
-


3
Gedung SDN 3 (Fillial)
-
-
-
-

4
Gedung PAUD
2
1
1
-

5
Masjid
1
-
-

6
Mushola
4
2
2
-

7
POSYANDU
2
-
-

8
POSKESDES
1
-
-

9
Jln.rabat beton poros Desa
2
1
1
-

10
Jln. Lingkungan
11
3
4
4

11
Jln. Sebambang-Senujuh Poros Kabupaten
1
-
-

12
PAH
28
-
-

13
Jembatan
7
5
1
1

Keterangan: 
RR: Rusak Ringan 
RB: Rusak Berat
Keadaan Remaja Muslimah Desa Jirak
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil dokumentasi mengenai data remaja muslimah di Desa Jirak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Data Remaja Muslimah di Desa Jirak Tahun 2014

No
Nama Dusun
Remaja Muslimah

1
2
Dusun Limus
Dusun Gelam

134
  76

Jumlah
210


Pemeriksaan Data
Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam upaya memecahkan permasalahan dan untuk mengetahui hasilnya, maka perlu dilakukan pengolahan data. Angket yang telah disebarkan kepada responden selanjutnya dikumpulkan kembali untuk diperiksa satu persatu agar diketahui mana angket yang dapat diolah dan mana yang tidak dapat diolah.
Angket yang dapat diolah apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut:
Apabila semua item telah diisi oleh responden secara lengkap.
Apabila responden hanya memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban (option) yang tersedia.
Angket yang disebar sebanyak 63 buah ternyata, angket tersebut dapat dikumpulkan semuanya dan tidak ada yang rusak maupun hilang.  Setelah semua angket yang masuk selesai diperiksa berdasarkan kriteria di atas, ternyata semua angket memenuhi syarat untuk dapat diolah.
Sebelum analisis angket dilakukan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Mengecek dan memberikan nomor urut pada angket yang telah di jawab secara lengkap oleh responden.
Memberikan skor pada setiap jawaban responden dengan bobot, sebagai berikut: Jawaban Ya nilainya 3, Jawaban Kadang-Kadang nilainya 2 dan jawaban tidak nilainya 1.
Langkah selanjutnya memasukkan hasil angket dan membuat tabel bantuan untuk menganalisis kecenderungan variabel yang diteliti dengan membuat tolok ukur kategori tingkat kecenderungan data variabel penelitian. Adapun tingkat kecenderungan data dimaksud dikelompokan dalam kategori “tinggi”, “sedang” dan “rendah”. Dalam menentukan kategori di atas, terlebih dahulu ditetapkan daerah kategori “sedang” dengan cara  a) mencari skor maksimal, b) mencari rata-rata, c) mencari standar deviasi, d) menentukan kategori “sedang” dengan menggunakan rumus X – (Z x S) sampai dengan  X + (Z x S). Angka-angka yang dipergunakan dalam rumus tersebut didasarkan pada hasil perhitungan tendensi sentral dengan menggunakan rumus mean, median, modus dan standar deviasi. Kemudian mencari r hitung dengan rumus regresi dan mempersentasekan keterpengaruhan dengan rumus koefesien determinasi (KD).

Deskripsi Data
Data tentang Pemahaman Agama Islam (Variabel X)
Penelitian untuk mengetahui pemahaman agama Islam, peneliti menyebarkan angket kepada remaja muslimah di Desa Jirak Kecamatan Sajad. Angket yang akan disebarkan dan diberikan kepada remaja muslimah telah ditetapkan. Setelah angket ditarik kembali, angket tersebut terkumpul secara keseluruhan. Proses menyebarkan angket serta menariknya kembali diperhitungkan selama 6 hari. Agket yang layak untuk dijadikan sampel ada 63 angket dengan ketentuan atau kriteria responden yang telah disebutkan pada bab III. Hasil angket dapat dilihat pada lampiran 5. 
Data tentang mode berpakaian remaja muslimah (Variabel Y)
Penelitian untuk mengetahui tentang mode berpakaian remaja muslimah, peneliti juga menyebarkan angket dan menariknya kembali dalam waktu 6 hari. Agket yang layak untuk dijadikan sampel ada 63 angket dengan ketentuan atau kriteria responden yang telah disebutkan pada bab III. Hasil angket mode berpakaian remaja muslimah dapat dilihat pada lampiran 5. 

Analisis Data Penelitian
Pada sub bab ini peneliti akan membahas tentang analisis data-data empiris yang diperoleh di lapangan. Penganalisisan data tersebut bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I dan III. Ada tiga hal yang akan peneliti bahas dalam analisa pada sub bab ini, yaitu analisis data tentang pemahaman agama Islam, analisis data tentang mode berpakaian remaja muslimah, dan analisis data tentang pengaruh pemahaman agama Islam terhadap mode berpakaian remaja muslimah. 
Tabel 4.4
Tabel Bantuan Perhitungan Tendensi Sentral dan Regresi


No
Xi
Yi
Xᵢ²
Yᵢ²
XiYi


1
68
45
4624
2025
3060


2
60
37
3600
1369
2220


3
65
43
4225
1849
2795


4
67
39
4489
1521
2613


5
70
39
4900
1521
2730


6
73
37
5329
1369
2701


7
71
38
5041
1444
2698


8
67
39
4489
1521
2613


9
68
35
4624
1225
2380


10
68
46
4624
2116
3128


11
75
35
5625
1225
2625


12
75
35
5625
1225
2625


13
73
33
5329
1089
2409


14
74
33
5476
1089
2442


15
73
30
5329
900
2190


16
75
32
5625
1024
2400


17
69
37
4761
1369
2553


18
73
35
5329
1225
2555


19
71
44
5041
1936
3124


20
70
29
4900
841
2030


21
70
33
4900
1089
2310


22
69
41
4761
1681
2829


23
63
36
3969
1296
2268


24
71
38
5041
1444
2698


25
68
40
4624
1600
2720


26
68
41
4624
1681
2788


27
45
40
2025
1600
1800


28
75
34
5625
1156
2550


29
65
36
4225
1296
2340


30
70
39
4900
1521
2730


31
43
39
1849
1521
1677


32
38
46
1444
2116
1748


33
65
39
4225
1521
2535


34
70
48
4900
2304
3360


35
74
39
5476
1521
2886


36
65
40
4225
1600
2600


37
51
45
2601
2025
2295


38
70
32
4900
1024
2240


39
62
50
3844
2500
3100


40
74
42
5476
1764
3108


41
65
44
4225
1936
2860


42
51
48
2601
2304
2448


43
55
47
3025
2209
2585


44
62
43
3844
1849
2666


45
74
39
5476
1521
2886


46
64
36
4096
1296
2304


47
71
43
5041
1849
3053


48
74
36
5476
1296
2664


49
68
37
4624
1369
2516


50
68
39
4624
1521
2652


51
74
44
5476
1936
3256


52
74
46
5476
2116
3404


53
75
42
5625
1764
3150


54
74
48
5476
2304
3552


55
75
45
5625
2025
3375


56
75
37
5625
1369
2775


57
72
36
5184
1296
2592


58
75
41
5625
1681
3075


59
75
36
5625
1296
2700


60
72
36
5184
1296
2592


61
74
35
5476
1225
2590


62
74
35
5476
1225
2590


63
74
35
5476
1225
2590



∑Xi = 4296
∑Yi = 2467
∑Xi2 =297000
 (Yi2 =98051
∑XiYi =167348



68,19
39,16





Analisis data tentang pemahaman agama Islam
Menganalisis data tentang pemahaman agama Islam, pertama yang dilakukan yaitu memasukkan data hasil angket tentang pemahaman agama Islam sebagaimana lampiran 3. Setelah mengetahui jumlah pemahaman agama Islam, langkah selanjutnya memasukkan hasil angket tersebut kedalam tabel 4.4. Langkah selanjutnya melakukan perhitungan deskriptif statistik sebagaima tabel 4.5, untuk menganalisis kecenderungan variabel yang diteliti dengan membuat tolok ukur kategori tingkat kecenderungan data variabel penelitian. 


 Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Deskriptive Statistic Variabel X

Mean
68,19

Standard Error
1,04

Median
70,00

Mode
74,00

Standard Deviation
8,15

Sample Variance
66,45

Kurtosis
4,11

Skewness
-2,01

Range
37,00

Minimum
38,00

Maximum
75,00

Sum
4228,00

Count
62,00

Largest(1)
75,00

Smallest(1)
38,00

Confidence Level(95,0%)
2,07


Tingkat kecenderungan data pemahaman agama Islam dikelompokkan dalam kategori “tinggi”, “sedang” dan “rendah” dengan rumus X – (Z x S) 
sampai dengan  X + (Z x S). Hasil perhitungan tersebut, diperoleh rentangan kategori sebagai berikut: untuk kategori “sedang” ialah 68,19 - (1 x 8,15) sampai dengan 68,19 + (1 x 8,15) = 60,04 sampai dengan 76,35. Untuk kategori “rendah” di bawah rentangan 60,04 dan untuk kategori tinggi di atas rentangan 76,35.
Penafsiran dari hasil perhitungan pada masing-masing kategori tersebut, dipaparkan di bawah ini:
Kategori “sedang” dimaknai bahwa pemahaman agama Islam pada remaja muslimah Desa Jirak adalah “cukup”.
Kategori “rendah” dimaknai bahwa pemahaman agama Islam pada remaja muslimah Desa Jirak adalah “sedikit”.
Kategori “tinggi” dimaknai bahwa pemahaman agama Islam pada remaja muslimah Desa Jirak adalah “banyak”.
Penggunaan tolak ukur seperti tersebut di atas, diperoleh tingkat kecenderungan data seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Skor Kecenderungan Data Pemahaman Agama Islam pada remaja Muslimah di Desa Jirak

Interval
Frekuensi
Kategori


f
%


< 60,04
7
11,11
Rendah/sedikit

60,04 – 76,35
56
88,89
Sedang/cukup

> 76,35
0
0,00
Tinggi/banyak

Jumlah
63
100


Berdasarkan tabel 4.6 dapat dituangkan dalam diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.1
Grafik Rentang Pemahaman Agama Islam Remaja Muslimah di Desa Jirak




Jadi berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa pemahaman agama Islam pada remaja muslimah Desa Jirak tergolong “Cukup”, dikatakan demikian karena:
Responden yang paling besar jumlah persentasenya terletak pada kategori “sedang” sebesar 88,89 % ( 56 orang). 
Responden yang menyatakan “rendah” sebesar 11,11% (7 orang).
Responden yang menyatakan “tinggi” sebesar 0 % (0 orang).
Analisis Data tentang Mode Berpakaian Remaja Muslimah
Langkah pertama untuk menganalisis data tentang mode berpakaian remaja muslimah dengan memasukan hasil angket  ke dalam tabel sebagaimana lampiran 4. Setelah mengetahui jumlah pemahaman agama Islam, langkah selanjutnya memasukkan hasil angket tersebut kedalam tabel 4.4. Langkah selanjutnya melakukan perhitungan deskriptif statistik sebagaima tabel 4.7, untuk menganalisis kecenderungan variabel yang diteliti dengan membuat tolok ukur kategori tingkat kecenderungan data variabel penelitian. 
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Deskriptive Statistic Variabel Y




Mean
39,06

Standard Error
0,61

Median
39,00

Mode
39,00

Standard Deviation
4,81

Sample Variance
23,14

Kurtosis
-0,49

Skewness
0,30

Range
21,00

Minimum
29,00

Maximum
50,00

Sum
2422,00

Count
62,00

Largest(1)
50,00

Smallest(1)
29,00

Confidence Level (95,0%)
1,22


Tingkat kecenderungan data mode berpakaian remaja muslimah dikelompokkan dalam kategori “tinggi”, “sedang” dan “rendah” dengan rumus X – (Z x S) sampai dengan  X + (Z x S). Hasil perhitungan tersebut, diperoleh rentangan kategori sebagai berikut: untuk kategori “sedang” ialah 39,06 - (1 x 4,81) sampai dengan 39,06 + (1 x 4,81) = 34,25 sampai dengan 43,88. Untuk kategori “rendah” di bawah rentangan 34,25 dan untuk kategori tinggi di atas rentangan 43,88.
Penafsiran dari hasil perhitungan pada masing-masing kategori tersebut akan dipaparkan pada table di bawah ini:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Skor Kecenderungan Data Mode Berpakaian Remaja Muslimah di Desa Jirak Kecamatan Sajad

Interval
Frekuensi 
Kategori 


f
%


< 34,25
8
12,70
Rendah/sedikit

34,25 - 43,88
41
65,08
Sedang/cukup

> 43,88
14
22,22
Tinggi/banyak

Jumlah
63
100


Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dituangkan dalam diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.2
Grafik Rentang Mode Berpakaian Remaja Muslimah di Desa Jirak


Jadi berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.2 di atas, menunjukkan bahwa mode berpakaian remaja muslimah tergolong “cukup”, dikatakan demikian karena:
Responden yang paling besar jumlah persentasenya terletak pada kategori “sedang” sebesar 65,08% (41 orang). 
Responden yang menyatakan “rendah” sebesar 12,70% ( 8 orang).
Responden yang menyatakan “tinggi” sebesar 22,22% (14 orang).
Analisis Data tentang Pengaruh Pemahaman Agama Islam Terhadap Mode Berpakaian Remaja Muslimah.
Berdasarkan hasil analisis yang pertama dan kedua yaitu  tentang pemahaman agama Islam tergolong ke dalam kategori “cukup” dan mode berpakaian termasuk ke dalam kategori “cukup”. Sedangkan untuk menjawab permasalahan yang ketiga yaitu mengukur pengaruh pemahaman agama Islam terhadap mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak dengan rumus regresi.
Pengolahan data dengan perhitungan regresi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman agama Islam dengan mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak. Sebelum perhitungan statistiknya dilakukan, maka terlebih dahulu lihat tabel 4.4 pada halaman 78-79.
Selanjutnya, setelah mengetahui nilai-nilai yang diperlukan sebagaimana tabel 4.4, maka di bawah ini akan dilakukan perhitungan dengan rumus regresi, mencari nilai a dan b yaitu:
a =
(∑Yi) (∑Xi2) - (∑Xi) (∑XiYi)


n ∑Xi2 - (∑Xi)2


a =
(2467)(297000) - (4296) (167384)


(63 x 297000) – (4296 x 4296)


a =
732699000 - 718927008


18711000 – 18455616


a =
13771992


255384


a =
53,9


b =
n ∑ XiYi - (∑Xi) (∑Yi)


n ∑Xi2 - (∑Xi)2


b =
(63 x 167348) - (4296 x 2467)


(63 x 297000) - (297000 x 297000)


b =
10542924 - 10598232


18711000 – 88209000000


b =
-55308


-88190289000


b =
6,27


Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan di atas, diketahui nilai a dan b maka telah diketahui persamaan regresi sebagai berikut: Y’= 53,9 + 6, 27X. Persamaan regresi yang telah ditemukan tersebut dapat digunakan untuk melakukan prediksi sebagaimana variabel X akan terjadi bila variabel Yditetapkan.
 Selanjutnya, untuk mencari nilai pengaruh antara pemahaman agama Islam terhadap mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak dapat dihitung dengan rumus r hitung sebagai beikut:
r =

n ( XiYi – ((Xi) ((Yi)



((n(Xi2 – ((Xi)2( ((n(Yi2 – ((Yi)2(


r =

( 63 x 167348) – 4296 x 2467)



((63 x 297000) – (4296 x 4296)( ((63 x 98051) – (2467 x 2467)(


r =

10542924 - 10598232



((18711000 - 18455616)( ((6177213 – 6086089)(


r =

-55308



((255384)( ((91124)(


r =

-55308



23271611616


r =

-55308



152550,36


r =

-0,36


Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh r= -0,36 dengan rincian hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis alternatif (Ha) diterima apabila r  hitung lebih besar dari r tabel atau r hitung > r tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak.
Hipotesis alternatif (Ha) ditolak jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau r hitung < r tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima.
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis diatas dengan cara membandingkan besarnya r dengan  r tabel, terlebih dahulu dicari derajat bebasnya (df) dengan rumus df= N-nr, yaitu jumlah sampel-banyaknya varabel yang dikorelasikan, jadi df=63-2=61. Maka berdasarkan r tabel pada taraf kesalahn 5% dengan df=61 diperoleh nilai 0,250 dan taraf 1% diperoleh nilai 0,325. Berdasarkan perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman agama Islam dengan mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak.
Sedangkan untuk mengetahui kontribusi pengaruh antara variabel (X) dengan variabel (Y) dalam bentuk persen, dapat di hitung dengan menggunakan rumus koefesien determinasi (Kd) sebagai berikut: 
Kd =  r2x 100%
= (-0,36)2 x 100%
= 0,13 x 100%
= 13%
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat keterkaitan atau keterpengaruhan antara pemahaman agama Islam remaja muslimah (variabel X) dengan mode berpakaian remaja muslimah (variabel Y) hanya sebesar 13% melalui persamaan regresi prediksi Y=53,9 + 6,27X, sisanya 87% ditentukan oleh faktor lain diluar penelitian.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, maka Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak dan Hipotesis Nol (Ho) diterima.


Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka pada bagian ini akan dilakukan pembahasan hasil penelitiannya. Untuk melakukan pembahasan, akan peneliti paparkan sesuai dengan runtunan sub masalah sebagai berikut:
Pemahaman agama Islam remaja muslimah
Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman agama Islam pada remaja sudah cukup baik yaitu: 88,89% seperti: mengetahui bahwa al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang pertama, mereka mengetahui bahwa dalam al-Qur’an mewajibkan seorang muslimah untuk berpakaian menutup aurat, memperlihatkan aurat kepada lelaki yang bukan muhrim dilarang agama Islam, bercelana atau memakai rok pendek termasuk perbuatan yang memperlihatkan aurat dan dilarang agama, berbaju lengan pendek termasuk perbuatan yang memperlihatkan aurat dan dilarang agama,  berbaju pendek yang memperlihatkan pusat termasuk perbuatan memperlihatkan aurat dan dilarang agama Islam, berpakaian yang tidak menutup aurat adalah perilaku tercela dan dilarang agama, orangtua member nasehat tentang pentingnya berpakaian menutup aurat untuk kebaikan anaknya, berpakaian menutup aurat adalah ungkapan rasa syukur, menutup aurat adalah salah satu cara menjaga keimanan.
Apabila hasil analisis tersebut dibandingkan secara kuantitas dengan teori pada Bab II, maka terlihat bahwa pemahaman agama Islam tidak mengkhawatirkan. Namun masih banyak remaja yang dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari belum sesuai tuntunan syari’at. Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan keagamaan seseorang seperti faktor turunan (sifat, inteligensi, pakat, penyakit), faktor lingkungan keluarga, pergaulan dengan teman dan masyarakat. Serta alam sekitar yang menggambarkan kekuasaan Allah SWT juga mempengaruhi pola pikir dan jiwa keagamaan seseorang. Faktor ini dapat dilihat pada Bab II halaman 31 sampai 33 yang dikemukakan oleh Ahmad Fauzi (2004: 98-107). 
Sedangkan menurut hasil wawancara kepada dua orang tokoh agama dan dua orang tokoh masyarakat. Menunjukkan bahwa pemahaman agama Islam pada remaja muslimah masih tergolong cukup menghawatirkan, karena dilihat dari minat remaja dalam mengembagkan wawasan  keagamaannya masih kurang seperti;  jarang mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakt,  selain itu  dilihat  dari   kebiasaan-kebiasaan cara berkomunikasi remaja dengan orang yang lebih tua masih kurang sopan, selain itu mereka mengetahui  bahwa menutup aurat di depan orang yang bukan  muhrim di  wajibkan, 
namun mereka sering mengejek teman-temannya yang mau berhijab. 
Rendahnya pemahaman agama remaja tentunya banyak dipengaruhi faktor-faktor seperti faktor lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan remaja dengan temannya dan masyarakat disekitar tempat tinggalnya. Faktor keluarga misalnya; tingkat pendidikan remaja dan orangtua yang rendah sehingga dalam kehidupan keluarga kurang melakukan pembiasaan-pembiasaan keagamaan, rendahnya wawasan orangtua sehingga remaja kurang mendapat perhatian dan pendidikan keagamaan di rumah, kurangnya kesadaran orangtua dalam memberikan pendidikan baik jenjang pendidikan formal maupun pendidikan keagamaan di rumah. Bagi remaja yang bersekolah di pendidikan formal kebanyakan memasuki jenjang pendidikan umum yang pendidikan agamanya hanya 1 minggu sekali.
 Sedangkan untuk lingkungan pergaulan dengan sesama remaja sering ikut-ikutan dengan temannya, misalnya ia mengetahui bahwa menutup aurat dengan busana muslimah adalah kewajiban seorang muslim, namun ia tetap memakai pakaian yang ketat karena ingin mengikuti temannya. Jika lingkungan keluarga dan pergaulan memiliki tingkat pemahaman agama yang baik maka akan mempermudah perkembangan pemahaman keagamaan remaja dan sebaliknya.
Mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak
Berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh kesimpulan bahwa mode berpakaian remaja muslimah “cukup” yaitu 65,08% seperti; tidak memakai baju kemeja transparan, tidak mengenakan jas wanita yang dalamannya memperlihatkan belahan dada,  tidak memakai baju jas wanita yang diatas pusat, tidak mengenakan rok panjang yang ketat, tidak mengenakan jilbab yang hanya menutup bagian kepala saja, tidak memakai jilbab pendek yang tidak menutup bagian dada.
 Apabila hasil analisis tersebut dibandingkan secara kuantitas dengan teori pada Bab II, maka terlihat bahwa mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak cukup. Hal ini dapat dilihat dari banyak faktor yang menjadi penyebab mode berpakaian remaja cenderung rcukup, yaitu pengaruh dari dalam diri terdiri dari faktor intern ( faktor hereditas, tingkat usia, kepribadian, dan motivasi dari dalam diri). Sedangkan faktor ekstern seperti lingkungan keluarga (perhatian, hubungan baik anggota keluarga, dan tauladan orang tua), lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat (teman bergaul, tetangga dan aktivitas dalam masyarakat) dan perkembangan teknologi seperti televisi, internet dan media cetak. Faktor ini dapat dilihat pada Bab II halaman 44 sampai 48 yang dikemukakan oleh Jalaluddin (2011: 305-315). 
Sedangkan berdasarkan analisi dari hasil observasi menunjukkan bahwa remaja sering menggunakan baju T-Shirt atau kaos oblong berlengan pendek, celana pendek sekitar lutut dalam kehidupan sehari-hari, sering mengenakan celana jeans ketat, kadang-kadang menggunakan baju muslimah dalam momen-momen tertentu seperti kegiatan keagamaan, pesta pernikahan dengan jilbab modis yang pendek dan transparan hanya sebagian kecil yang menggunakan jilbab menutup sampai dada. Selain itu remaja sering menggunakan celana lagging dan baju yang ketat.
 Sementara hasil wawancara kepada dua orang tokoh agama dan dua orang tokoh masyarakat menunjukkan bahwa mode berpakaian remaja muslimah Desa Jirak masih jauh dari tuntunan syari’at karena dilihat dari jenis  pakaian yang digunakan masih cenderung pada jenis-jenis pakaian kebarat-baratan yang sedang trend saat ini; seperti baju kaos yang ketat, berlengan pendek dan baju yang berbahan transparan, celana atau rok pendek disekitar lutut, celana lagging, celana jeans ketat. 
Jadi dari hasil observasi dan wawancara ini menunjukkan bahwa mode berpakaian remaja muslimah tergolong cukup menghawatirkan karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi terutaman faktor pergaulan dan perkembangan iptek yang semakin pesat sehingga remaja dengan mudah meniru mode berpakaian artis idolanya melalui media televisi, internet dan media cetak. 
Pengaruh pemahaman agama Islam terhadap mode berpakaian remaja muslimah di Desa Jirak
Melihat hasil analisis di atas, tampak bahwa pemahaman agama Islam dengan mode berpakaian remaja muslimah tidak memiliki pengaruh yang kuat sebagaimana hasil perhitungan regresi menunjukkan r= -036 yang dibawah nilai r tabel dan perhitungan koefesien determinasi sebesar 13%. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman agamanya masih tingkat mengetahui sehingga remaja muslimah Desa Jirak belum mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya tentang mode berpakaian syar’ie.  Akibatnya mode berpakaian yang digunakan masih kurang baik yaitu cenderung menggunakan mode pakaian yang sedang trend.
Uji Hipotesis apakah Ha Diterima dan Ho Ditolak atau Sebaliknya. 
Berdasarkan analisis uji pengaruh r=-0,36 dengan r tabel pada taraf kesalahn 5% dengan df=61 diperoleh nilai 0,250 dan taraf 1% diperoleh nilai 0,325. Selanjutnya tingkat keterkaitan atau keterpengaruhan antara pemahaman agama Islam remaja muslimah (variabel X) dengan mode berpakaian remaja muslimah (variabel Y) hanya sebesar 13%. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar